Jumat, 23 November 2012

leadersip is beuty,.

IDEALISME SEORANG PEMIMPIN

Ulil Albab


Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama, meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Untuk mengetahui arti kepemimpinan lebih jauh, kami tim redaksi "PILAR" secara khusus mewawancarai Bapak KH. M. Chusnan Ms, selaku ketua PC NU Kudus, dan Bapak H. Ali Ichsan, S.Ag, selaku ketua DPD KNPI Kudus.
         Menurut bapak  H. Ali Ihsan, S.Ag., kepemimpinan pada hakikatnya itu sebagimana kita mampu mempengaruhi seseorang untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan itu di dalamnya ada beberapa unsur, baik unsur ilmu, seni, dan strategi. Jenderal Perang gurun pasir mengatakan bahwa dalam kepemimpinan itu diantaranya ada seni dan strategi, dimana seni dan strategi mempunyai arti yang sama, yakni sama-sama mempengaruhi seseorang. Contohnya di dalam organisasi sendiri, kepemimpinan itu tidak hanya merujuk pada kepala atau ketua saja, namun sekretaris itu harus mempunyai jiwa pemimpin yang baik, yakni di sekretariatan, begitu pula dengan bendahara, memimpin di keuangan dan di bagian departemenpun harus mempunyai jiwa pemimpin.
            "Perbedaan pemimpin sendiri ada yang menurut teori dan aplikasi. Menurut teori ada dua macam, yakni kepemimpinan yang terbentuk dari genetik dan sosial. Contohnya dari genetik Kyai itu berasal dari Gus. Dan Gus pun suatu saat bisa menjadi Kyai. Yang terbentuk dari sosialpun, ada kesempatan untuk menjadi pemimpin bila ada kemauan,  beradaptasi sosial, dan terseleksi oleh alam." Tutur Ketua KNPI.
            Perbedaan kepemimpinan juga bisa ditinjau dari gaya kepemimpinan, ada gaya kepemimpinan otokrasi, birokrasi, maupun demokrasi. Contohnya Negara Indonesia adalah salah satu negara yang menggunakan gaya kepemimpinan demokrasi, yakni pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.
            Di samping itu, pemimpin juga harus mempunyai jiwa kharismatik, dimana  ada beberapa teori pendekatan secara umum yakni: Tanggung Jawab yang seimbang,  Memberikan pengaruh yang positif dan meyakinkan orang lain, dan komunikasi yang baik. Modal utamanya adalah komunikasi yang baik, sehingga dapat mempengaruhi dan meyakinkan masyarakat, lalu secara umum muncul pemimpin yang kharismatik. Selain itu beberapa konsep Rasulullah dalam kepemimpinan menyangkut tiga hal: pertama amar ma’ruf, kedua nahi munkar, ketiga uswatun khasanah.
            “Bila ditinjau kepemimpin sekarang sudah mengalami perubahan, dilihat dari pemerintahan sekarang juga berbeda dengan zaman dahulu. Pemerintahan sekarang bila di lihat dari skala secara umum masih menuju proses pembentukan yang ideal.”, tutur Bapak Ihsan.
            Membahas tentang kepemimpinan, tidak terlepas dari para pemuda, karena masa depan bangsa di tangan mereka. Merekalah calon-calon pemimpin yang menggantikan para pemimpin yang sudah purna.
Sabda Rasulullah :
شبّان اليوم رجال الغدّ
“Pemuda masa kini adalah orang tua besok pagi, apa yang kau miliki sekarang adalah seumpamanya hari depanmu”.
            Namun, di era globalisasi seperti ini membuat moral para remaja berubah, salah satunya teknologi yang semakin canggih, menyebabkan pengaruh yang positif dan negatif. Dari segi negatif, contohnya anak muda sekarang bahkan anak-anak SD pun lebih mudah mengakses gambar-gambar porno, video porno, dll, dalam waktu yang relatif singkat.  Dari situlah perlahan-lahan moral anak muda semakin rusak. Dari segi positif, mereka dapat mengikuti perkembangan zaman.
            Dengan moral bangsa yang kian lama makin memburuk, kita sebagai generasi penerus bangsa, harus mempunyai kepedulian untuk menata moral,  dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan yang positif dan menanamkan sejak dini,  bahwa kita itu perlu menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan kita adalah para calon pemimpin masa depan.
            Adapun pesan-pesan beliau kepada para remaja adalah Tetap belajar dan mengadakan latihan dasar kepemimpinan, belajar bermasyarakat (sosialisasi) seperti mengikuti organisasi-organisasi masyarakat, jadikanlah laboratorium dunia sebagai teman-teman anda, jadikanlah problem masyarakat sebagai mata kuliah anda, dan jadikanlah orang-orang yang mau diajak berdialog sebagai guru besar anda.
            Adapun menurut bapak KH. M. Chusnan Ms, pengertian pertama, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mempunyai modal kemampuan dan bisa menjadi imam yang قوّة  danامين  yakni kuat dan dapat dipercaya. Pengertian kedua pemimpin yang baik adalah yang mempunyai modal kemampuan baik akal maupun fisik.
            Secara umum, pemimpin adalah seseorang yang diberi tanggung jawab sepenuhnya pada bawahannya, yang dapat dipercaya dan dapat member contoh yang baik kepada bawahannya.
            Sebagai seorang muslim yang diberi amanat, sudah sepantasnya amanat itu harus dilaksanakan. Percaya diri yang sangat dibutuhkan untuk menuju pangkal kesuksesan. Dan juga harus mempunyai sifat kekeluargaan, agar dapat terjalin kasih sayang dalam kepemimpinan tersebut. Kita dapat meniru pada sifat keteladanan Nabi Muhammad SAW, dalam memimpin umatnya dengan penuh kesabaran dan keteladanan. Beliau dapat memberi manfaat dan pembelajaran untuk kita tiru dalam menghadapi masalah kepemimpinan di era modern ini.
            “Begitu banyak masalah yang dihadapi oleh seorang pemimpin. Maka dibutuhkan sifat-sifat kepemimpinan yang sabar dan bertanggung jawab untuk menghadapi masalah-masalah tersebut”, tutur Bapak Chusnan.
            Berkomitmen dalam kepemimpinan sangat berat, selain bertanggungjawab di dunia, kelak di akhirat juga dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya sewaktu di dunia. Seperti hadits Nabi, dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda, ”Kamu sekalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinanmu.”. (HR. Bukhori dan Muslim).
            Kriteria pemimpin yang disegani oleh masyarakat adalah pemimpin yang mengikuti konsepsi Rasulullah yakni keteladanan.
لقد كان لكم في ر سول الله اسوة حسنة
            Kemudianidealis, yakni melalui jenjang pelatihan formal, seperti mengadakan MAKESTA, LAKMUD, dan LAKUD.  “Dari NU sendiri belum dapat menyiapkan kader secara utuh, akan tetapi telah banyak dibantu oleh lembaga-lembaga yang lain.” Tutur Alumni Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.
            “Seperti yang kita ketahui, pemuda adalah penerus bangsa, namun di zaman sekarang banyak pemuda yang kurang sadar akan hal itu, banyak dari mereka sudah terpengaruh oleh budaya barat, akibatnya banyak pemuda sekarang kurang mempunyai rasa nasionalisme. Tetapi di Jam’iyyah NU, para remaja sudah diajarkan untuk memupuk rasa nasionalisme. Dikenalkan pada budaya lingkungan di Indonesia, tetapi karena lingkungan yang keras, banyak mengubah pola perilaku para remaja. Maka dari itu kita harus membimbing remaja agar dapat menjadi generasi masa depan dan dapat memimpin sensuai harapan bangsa dan Negara.
            Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan yang baik tidak hanya mempengaruhi seseorang untuk mencapai tujuan bersama, namun haruslah memiliki intelegensi yang cukup baik disertai dengan menerapkan teori kepemimpinan tertentu, karena akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan, yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan, dan sikapnya.



REFRENSI; * Wawancara dengan ketua KNPI Kabupaten kudus, Bpk ALI IKHSAN.             
                      * Wawancara dengan ketua  NU Kabupaten KUDUS, Bpk KUSNAN.